Festival Krakatau ke-25
yang berlangsung 23-30 Agustus 2015 bukan hanya ingin memperkenalkan sejumah
obyek wisata utama Lampung, baik itu wisata kota, pantai, pulau, dan gunung
seperti Gunung Krakatau. Pun sekaligus ingin menduniakan sejumlah kuliner tradisionalnya.
Sejumlah makanan
tradisional khas Lampung kali ini ditampilkan dalam gelaran Food Festival yang
menjadi salah satu mata acara utama Festival Krakatau 2015. Acaranya sendiri
sudah berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2015 di Pantai Mutun dan Pulau
Tangkil, Kabupaten Pesawaran, bersamaan dengan acara Pesta Pantai.
Dalam acara Food Festival
tersebut para peserta berlomba membuat kreasi makanan khas Lampung antara lain gulai taboh, seruit, dan minuman khas
Lampung yaitu serbat.
Kepala Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Herlina Warganegara mengatakan masyarakat
dan wisatawan yang menyaksikan Food Festival ini selain bisa lebih mengenal
makanan dan minuman khas Lampung tersebut, pun bisa mencicipi kelezatannya.
“Gulai taboh itu
seperti lodeh bahannya dari daun labu, jamur, labu kuning, ikan asap, dan khattak atau
kacang kacangan seperti khattak gelinyor, kacang merah atau khattak ngisi, kacang
panjang atau khattak kejung, khattak tuwoh, rebung, kentang, dan lainnya. Sementara bumbu gulai santan ini ada cabe, bawang merah, daun salam, serai, lengkuas, terasi, garam, dan santan kelapa, “ jelasnya di gedung Mahan Agung,
Bandar Lampung, Sabtu malam (29/8).
“Kalau Seruit itu masakan ikan yang
digoreng atau dibakar dicampur sambal terasi, tempoyak atau buah durian yang
sudah dipermentasi, atau pun mangga. Jenis ikannya bisa belide, baung, layis dan ikan lainnya,”
ujarnya.
Seruit
ini merupakan makanan wajib yang harus ada pada acara adat masyarakat Lampung. Disamping
ikan, lanjut Herlina ada beberapa jenis lalapan seperti daun kemangi, terong
bakar, jengkol, dan daun jambu monyet. Bahan tambahan ini kemudian dicampurkan
dan diaduk menjadi satu. Setelah itu, Seruit pun siap dinikmati dengan nasi
hangat.
Wisatawan yang
berkunjung ke Lampung, sambung Herlina bisa menikmati gulai taboh, seruit, dan serbat di beberapa rumah makan di Bandar
Lampung dan beberapa lokasi lain.
Untuk menduniakan
kuliner tersebut, lanjut Herlina, Pemrov Lampung juga mendaftarkan ketiganya ke
UNESCO agar tercatat sebagai warisan
budaya tak benda. “Saat ini ketiganya tengah tahap evaluasi dan terakhir nanti
baru masuk tahap presentasi,” terangnya.
Menurut Herlina kuliner
tradisional khas Lampung tak kalah dengan kuliner tradisional dari provinsi
lain di Indonesia. “Untuk lebih memperkenalkannya ke tingkat Nasional maupun
dunia, ya di antaranya dengan menggelar acara Food Festival ini dalam Festival
Krakatau dan mendaftarkannya ke Unesco agar tidak diakui oleh daerah atau
bahkan negara lain,” pungkasnya.
Naskah & foto: adji
kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Seruit, makanan tradisional Lampung yang didaftarkan ke Unesco sebagai Warisan Budaya Takbenda.
2. Gulai taboh, gulai santan khas Lampung.