Laman

Senin, 31 Agustus 2015

Menduniakan Kuliner Tradisional Lampung Lewat Festival Krakatau 2015

Festival Krakatau ke-25 yang berlangsung 23-30 Agustus 2015 bukan hanya ingin memperkenalkan sejumah obyek wisata utama Lampung, baik itu wisata kota, pantai, pulau, dan gunung seperti Gunung Krakatau. Pun sekaligus ingin menduniakan sejumlah kuliner tradisionalnya.

Sejumlah makanan tradisional khas Lampung kali ini ditampilkan dalam gelaran Food Festival yang menjadi salah satu mata acara utama Festival Krakatau 2015. Acaranya sendiri sudah berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2015 di Pantai Mutun dan Pulau Tangkil, Kabupaten Pesawaran, bersamaan dengan acara Pesta Pantai.

Dalam acara Food Festival tersebut para peserta berlomba membuat kreasi makanan khas Lampung antara lain gulai taboh, seruit, dan minuman khas Lampung yaitu serbat.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Herlina Warganegara mengatakan masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan Food Festival ini selain bisa lebih mengenal makanan dan minuman khas Lampung tersebut, pun bisa mencicipi kelezatannya.

“Gulai taboh itu seperti lodeh bahannya dari daun labu, jamur, labu kuning, ikan asap, dan khattak atau kacang kacangan seperti khattak gelinyor, kacang merah atau khattak ngisi, kacang panjang atau khattak kejung, khattak tuwoh, rebung, kentang, dan lainnya. Sementara bumbu gulai santan ini ada cabe, bawang merah, daun salam, serai, lengkuas, terasi, garam, dan santan kelapa, “ jelasnya di gedung Mahan Agung, Bandar Lampung, Sabtu malam (29/8).

“Kalau Seruit itu masakan ikan yang digoreng atau dibakar dicampur sambal terasi, tempoyak atau buah durian yang sudah dipermentasi, atau pun mangga. Jenis ikannya bisa  belide, baung, layis dan ikan lainnya,” ujarnya.

Seruit ini merupakan makanan wajib yang harus ada pada acara adat masyarakat Lampung. Disamping ikan, lanjut Herlina ada beberapa jenis lalapan seperti daun kemangi, terong bakar, jengkol, dan daun jambu monyet. Bahan tambahan ini kemudian dicampurkan dan diaduk menjadi satu. Setelah itu, Seruit pun siap dinikmati dengan nasi hangat.

Wisatawan yang berkunjung ke Lampung, sambung Herlina bisa menikmati  gulai taboh, seruit, dan serbat di beberapa rumah makan di Bandar Lampung dan beberapa lokasi lain.

Untuk menduniakan kuliner tersebut, lanjut Herlina, Pemrov Lampung juga mendaftarkan ketiganya ke UNESCO agar tercatat sebagai  warisan budaya tak benda. “Saat ini ketiganya tengah tahap evaluasi dan terakhir nanti baru masuk tahap presentasi,” terangnya.

Menurut Herlina kuliner tradisional khas Lampung tak kalah dengan kuliner tradisional dari provinsi lain di Indonesia. “Untuk lebih memperkenalkannya ke tingkat Nasional maupun dunia, ya di antaranya dengan menggelar acara Food Festival ini dalam Festival Krakatau dan mendaftarkannya ke Unesco agar tidak diakui oleh daerah atau bahkan negara lain,” pungkasnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Captions:
1. Seruit, makanan tradisional Lampung yang didaftarkan ke Unesco sebagai Warisan Budaya Takbenda.

2. Gulai taboh, gulai santan khas Lampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar