Kuliner
berbau horor bertambah lagi. Jika sebelumnya sudah ada Rawon Setan di Surabaya,
Surabi Kuntilanak di Kerawang, Es Pocong di Depok, dan Sambal Setan di
Jakarta, kini hadir Tahu Angker di Bandung.
Jika
Rawon Setan dinamakan begitu karena adanya tengah malam, Surabi
Kuntilanak dan Es Pocong dijual di seberang kuburan, maka Sambal Setan dan Tahu
Angker karena rasa pedasnya yang bukan kepalang.
Tahu
Angker asal Kota Kembang ini memiliki 3 level atau tingkat kepedasan.
Tingkat pertama diberi label “Merinding”. Rasa pedasnya standar alias biasa
saja. Ini cocok buat pecinta kuliner yang tidak berani pedas.
Tingkat
kedua diberi predikat “Penampakan”. Rasa pedasnya nendang alias luar biasa. Cocok buat penyuka kuliner pedas.
Sedangkan tingkat ketiga diberi julukan “Kerasukan”. Rasa pedasnya alamaaak ampuuuuuuun.., mulut rasanya mau
terbakar. Level ini cocok buat penggila kuliner super-super pedas.
Adalah
Hendra (27) pencipta camilan Tahu Angker. Pria asli Sunda ini semula berdagang panganan
kecil Cireng. Namun karena semakin lama pedagang Cireng semakin banyak, dia pun
banting setir, beralih menjual Tahu Angker karyanya sendiri. “Baru tiga bulan
Om, saya jualan Tahu Angker. Ini hasil racikan saya sendiri. Dari dulu saya
memang senang berwirausaha, coba dagang
ini itu Om,” ujarnya di Bandung baru-baru ini.
Menurut
Hendra setiap hari dia mampu menjual 60
porsi Tahu Angker. Seporsinya hanya Rp 5.000.
Pria
ini juga pandai mencari lokasi berjualan
sesuai pangsa pasar dagangannya, yakni anak-anak sekolah. Setiap akhir pekan, Sabtu
dan Minggu, dia memilih berjulan di Taman Superhero, di Jalan Bengawan dan Jalan
Anggrek, Kota Bandung sejak pagi sampai habis.
Taman tersebut
dulunya merupakan Taman Anggrek. Kemudiand isulap menjadi Taman Super Hero yang
berhasil menjadi salah satu tempat
primadona bagi anak-anak karena banyak patung replika sejumlah superhero dunia
seperti Batman, Spiderman dan lainnya.
Pada
hari biasa, dari Senin sampai Jumat, dia berjualan di antara dua sekolah yang
letaknya berseberangan yakni SMPN 3 dan SMPN 10 di Jalan Dewi Sartika, sekitar 50
meter dari Terminal Kebon Kelapa, Bandung.
Dari dua
tempat yang dipilih, jelas Hendra tahu betul sapa yang menjadi pembeli utama
Tahu Angkernya. Tapi ternyata peminatnya bukan saja pelajar dari SD sampai SMA,
orang dewasa dan orangtua juga banyak yang menyukainya.
Asep (38)
salah satunya, pria ini menjadi langganan tetap Tahu Angkernya di Jalan Dewi
Sartika. Hampir setiap hari Asep membelinya. Asep merupakan pria penyuka
kuliner super pedas, buktinya saat memesan Tahu Angker ini, dia meminta dibuatkan
Tahu Angker level 6, padahal tidak ada. Tapi demi memuaskan langganannya,
Hendra membuatkannya dengan menambah citra pedas sesuai keinginan Asep.
Sewaktu
penulis mencicipi Tahu Angker level dua atau "Penampakan", rasanya saja sudah lumayan
pedas sampai penulis tak sanggup menghabiskannya karena tidak kuat. Apalagi
Tahu Angker yang dipesan Asep, pastinya bikin mulut terbakar habis.
Rasa Tahu Angker Hendra selain renyah, gurih, juga kaya rempah termasuk
citra daun jeruknya. Rasa pedasnya sangat pas dengan udara sejuk Bandung.
Kendati
tergolong kuliner baru di Bandung, namun namanya mulai bergaung dan mulai
banyak wisatwan nusantara (wisnus) yang mencarinya. Beberapa wisnus sempat
penulis jumpai juga tengah membeli Tahu Angker Hendra di Jalan Dewi Sartika.
Kebetulan letak jualannya, tak jauh dari
beberapa hotel melati di jalan tersebut yang kerap menjadi lokai inap wisnus maupun
backpacker.
Tempat
berjualan Tahu Angker yang digunakan Hendra pun terbilang praktis dan modern.
Dia mengunakan sepeda motor bebek yang bagian belakangnya ditambah dengan
gerobak yang dibuatnya dengan modal Rp 700.000. “Gerobak dan desainnya saya
buat sendiri. Kecuali bagian ngelas kerangka besinya, saya serangkan ke tukang las,”
aku lelaki kratif dan inovatif ini.
Tahu
Angker Hendra berbahan utama Tahu Lembang berwarna putih yang kemudian dipotong
berbentuk dadu-dadu kecil.
Proses
memasaknya ada dua tahap. Tahap pertama potongan-potongan tahu dimasukkan ke
dalam adonan tepung lalu digoreng. Proses
kedua tahu yang sudah digoreng itu lalu
digoreng lagi dengan bumbu sesuai level pedasnya ditambah irisan daun bawang Bahan
bumbunya ada bawang putih, bawang merah,
cabe, dan daun jeruk.
Tahu
Angker memang menjadi camilan baru berbahu horor yang mulai tersohor di
Bandung. Kekhasan bentuk dan rasanya, punya
kans menyaingi ketenaran Tahu Genjrot
yang sudah lebih dulu eksis dan tersebar dimana-mana.
Sebenarnya masih ada aneka kuliner lainnya yang bertema
sama di Bandung yang baru saja mendapat julukan baru sebagai Kota Solidaritas
Asia Afrika ini, yakni di Zombie Café.
Di café
yang terletak di Jalan Braga No. 3, tak jauh dari Museum KAA ini menyajikan bermacam menu Western dan Mexican
bertema zombie antara lain Zombie Tiramisu
Cheese Cake Death is Death, Cream Brulle Dark Halloween Horror, The Ultimate
Chocolate Brownie Messiah of Evil, Zombie Supreme Pizza Dark Haloween Horror,
Fresh Mango Soup Just Run to Survive, dan Mocktail Zombie in Wonderland.
Biar atmosfir horornya
semakin kental, usai menyantap Tahu Angker atau mampir di Café Zombie,
lanjutkan perjalanan ke sejumlah lokasi angker yang tersohor di Bandung.
Ada beberapa objek yang
sudah sejak lama terkenal menyeramkan dan bikin bulu kuduk berdiri, seperti Jalan Cipaganti dekat Cihampelas, Patung
Perunggu H.C. Verbraak di kawasan Taman
Malaku, Tanjakan Emen di Kabupaten Bandung, Gedung SMA 5 di Jalan
Belitung No 8, Ruang Bawah Tanah Museum
KAA, Gua Jepang dan Gua Belanda
di Dago pakar, dan ke Rumah Gurita di Pasteur, tepatnya di belakang
hotel Grand Aquila Pasteur yang memiliki patung gurita raksasa di atapnya.
Menikmati
kuliner horor seperti Tahu Angker, ditambah berkunjung ke lokasi angkernya
selagi berkunjung ke Bandung, pasti bakal membuahkan pengalaman yang mendalam.
Naskah & foto: adji kembara (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Seporsi Tahu Angker level 2 atau Penampakan.
2. Hendra si pencipta kuliner Tahu Angker
di Bandung.
3. Peminat Tahu Angker bukan cuma anak-anak
tapi juga orang dewasa.
4.Sepeda motor plus gerobak Tahu Angker yang berdesain
menarik sesuai tema horor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar