Masakan asli Indonesia, khususnya
masakan Jawa yang dikemas dan disajikan ala rumahan makin banyak penggemarnya.
Melihat peluang itu, Resto Patheya yang semula menyajikan masakan Asia dan
Barat akhirnya merubah nama dan konsepnya menjadi Joglo Patheya atau disingkat
J-Path. Resto ini menawarkan bermacam
masakan Jawa yang sejak dulu disukai para Raja Keraton Jawa ala kuliner keraton
yang bercitra rasa tinggi.
Rahayu Ningsih Hoed, pemilik resto ini
menjelaskan J-Path didirikan sebagai bentuk kontribusi dalam upaya melestarikan
warisan kuliner Indonesia, dengan konsep Legendary
Javanese Cuisines.
Dia
berharap orang-orang yang datang ke resto yang berada di Jalan Kemang Utara Raya No.
22, Jakarta Selatan ini merasa homey.
Bukan hanya dari segi desain atau suasana, tapi juga makanannya.
Masakan di J-Path dikemas seperti
aslinya serta disajikan dengan selera daerah asal. Untuk hidangan utamanya ada
aneka nasi atau sego seperti Sego
Blawong, Sego Golong, dan Sego Jamblang.
Sego
Blawong merupakan nasi yang
berwarna meran namun bulan lantaran berasal dari beras merah melainkan rempah yang
digunakan saat menanaknya. Nasi rempah
ini disajikan dengan ayam bacem, telur pindang, dan daging lombok kethok yakni
daging sapi yang dipotong-potong seukuran dadu dan dibumbui kecap.
Nasi yang dipatok dengan harga Rp 42.500
per porsi ini merupakan makanan kegemaran Sultan Hamengku Buwono VIII. Nasi
Blawong juga menjadi makanan andalan
Keraton Yogyakarta untuk menjamu tamu istimewa.
Disebut Sego Blawong karena nasi ini dihidangkan di atas
piring berwarna biru yang dalam Bahasa Belanda disebut blauw. Sesuia lidah orang jawa, kata blauw berubah menjadi blawong.
Sego
Golong adalah nasi gulung dengan dagung semur dan urap dan sup
bening oyong. Harganya Rp 51.500 per porsinya. Pada masa KGPAA Mangkunegoro I
atau Pangeran Sabernyawa dari Pura Mangkunegaran, nasi ini menjadi favorit
beliau.
Sego
Jamblang merupakan
makanan khas Cirebon. Nasi ini dibungkus dengan gaun jati yang lebih tahan
lama. Lauknya empal daging/ampela, sate tempe, dan sate telur puyuh. Harganya
Rp 45.000 per porsi.
Selain itu juga ada Sego Gromyang Rp 55.000, Sego Goreng Semarangan Rp 41.500, Sego Goreng Telo Rp 45.500, Sego Goreng Jawa Rp 36.500, dan Mie Joglo Patheya baik kuah maupun goreng
Rp 55.000 per porsinya.
Aneka lauknya antara lain Bistik Jawa,
Bistik Edan, Lombok Kethok, Garang Asem, dan Mangut Ikan.
Bistik Jawa merupakan sajian stik daging sapi dengan bumbu khas Jawa dan
sayuran. Harganya Rp 65.500 per porsinya.
Bistik Edan merupakan salah satu makanan
favorit Sultan Hamengku Buwono VIII. Disebut edan, karena saat Sultan menyantapnya, rasa pedasnya luar biasa
sampai sultan berkata “edan pedasnya”. Sejak itu masakan itu disebut Bistik
Edan. Sedangkan Mangut Ikan atau ikan mayung merupakan ikan asap khas
Semarangan yang dihargai Rp 26.500 per porsinya.
Untuk menu pembukanya antara lain ada Rawon seharga Rp 26.500 dan Karedok Rp 26. 500 per porsinya.
Kudapan penutupnya antara lain Manuk Nom yakni puding tapai ketan
dengan emping di atasnya. Kudapan ini favorit Sultan Hamengku Buwono VII dan
VIII. Harganya Rp 34. 500 per porsinya.
Selain itu ada Rondho Royal atau Manyos dan
Perawan Kenes . Kudapan Perawan Kenes
menjadi salah satu kudapan kegemaran Sri Sultan HB IX. Makanan ini terbuat dari pisang yang dibakar
lalu dibesut dengan santan dan ditaburi keju.
Untuk minumannya, Anda bisa memilih Bir Jawa, Wedang Secang, dan Wedang Ronde.
Bir
Jawa dari bahan racikan jahe, kapulaga,bunga
cengkeh, serai, daun pandan, jeruk nipis,serutan kayu secang, dan gula pasir
atau gula batu yang disajikan dingin ini dihargai Rp 36.500. Minuman ini merupakan warisan kuliner khas
Yogyakarta yang dikreasikan oleh Sri Sultan HB VIII. Kendati namanya bir,
minuman ini tidak memabukkan karena tidak mengandung alkohol.
Wedang Secang merupakan ramuan minuman
tradisional dari jahe, kayu manis
serutan kayu secang dan gula batu yang disajikan panas. Harganya Rp
37.500 per gelasnya. Minuman ini menjadi salah satu minuman favorit Sultan HB
IX. Sedangkan Wedang Ronde Rp 30.000.
Minuman lainnya ada Lemon Grass Honey Ginger yang dihargai Rp 25.000 per gelasnya.
Minuman ini racikan dari sereh dengan madu dan jahe yang disajikan dingin. Satu
lagi Teh Rerempahan seharga Rp 22.500
per gelasnya.
Manager J-Path, Ary Laksono menjelaskan
sesuai namanya, J-Phat difasilitasi
sebuah joglo yang melambangkan kemegahan adat rumah jawa. Pengunjung
yang makan disini, diiringi Gending Jawa
secara live.
Fasilitas lainnya, ada kolam renang,
ruang karoke, ruang seminar, ruang meeting
dengan berbagai ukuran, bahkan kamar pengantin serta ruang perpustakaan.
Melihat kelengkapan fasilitasnya, tak
heran kalau J-Path ini cocok untuk acara makan bersama keluarga, rapat maupun
acara pesta baik pesta perkawinan, ulang tahun, barbeque party, dan private
party lainnya.
Naskah & foto: adji kembara (adji_travelplus@yahoo.com)
Naskah & foto: adji kembara (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Sego Golong kegemaran Pangeran Sabernyawa, kemasan J-Path.
2. Rahayu, pemilik J-Path tengah memasak buat tamunya.
3. Manuk Nom kudapan yang digemari Sultan HB VII dan VIII.
4. Minuman Wedang Ronde khas J-Path.
1. Sego Golong kegemaran Pangeran Sabernyawa, kemasan J-Path.
2. Rahayu, pemilik J-Path tengah memasak buat tamunya.
3. Manuk Nom kudapan yang digemari Sultan HB VII dan VIII.
4. Minuman Wedang Ronde khas J-Path.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar