Laman

Kamis, 25 Desember 2014

Bubur Ayam Bang Tatang, Ayamnya Melimpah Ruah

Bubur ayam pinggir jalan atau yang biasa dijajakan dengan gerobak, paling benter harganya Rp 5 ribu semangkuk. Tapi bubur ayam satu ini harga seporsinya Rp 21 ribu (harga April 2014). Ya itulah Bubur Ayam Bang Tatang di Rawa Belong, Palmerah Barat, Jakbar. Apa keistimewaannya?

Yang membuat Bubur Ayam Bang Tatang istimewa karena suwiran daging ayamnya bukan ayam boiler atau negeri melainkan ayam kampung dengan jumlah buuunyyaaak. Begitu juga dengan empingnya.

Jumlah suwiran daging ayamnya jauh melebihi bubur ayam biasa yang biasanya cuma menyertakan sedikit suwiran daging ayam atau sekadar pemanis agar disebut 'bubur ayam’. Perbedaan itulah yang membuat Bubur Ayam Bang Tatang laris manis sekalipun harganya di atas normal.

Selain bubur, suwiran ayam, dan emping, bubur ini juga dilengkapi dengan seledri, bawang goreng, tokcai, dan bumbu-bumbu mecin, bubuk lada, dan kecap asin. Di meja makan tersedia sambal, kecap manis, dan kecap asin.

Setiap hari Bang Tatang yang sudah berjualan bubur selam lebih dari 20 tahun, menghabiskan beras kualitas baik sebanyak 23 liter, ayam kampung jantan 23 ekor, dan emping 7,5 kilogram. Warung Bubur Ayam Bang Tatang berada di Jalan Palmerah Barat, dekat lampu merah pertigaan Rawabelong, Jakarta Barat.

Warungnya buka mulai pukul 18.00. Biasanya tak sampai 4 jam buburnya sudah habis. Pembelinya mulai berdatangan lepas Maghrib. Ada yang makan di tempatnya yang berkapasitas 20 orang. Ada yang menyantapnya sambil duduk di motor dan di dalam mobil. Dan tak sedikit yang antri dengan membawa mangkuk sendiri. Atau dibungkus dengan storeo foam yang dilapisi plastik putih.

Semula Bang Tatang berjualan di tenda depan kios yang sekarang digunakannya sejak sekitar 5 tahun lalu.

Harga seporsi buburnya berubah tiap waktu seiring kenaikan harga sembako dan bahan lainnya. Sekarang, harga buburnya satu porsi atau satu mangkuk Rp 21.000, sedangkan setengah porsi Rp 15.000. Jika dibungkus harganya bertambah Rp 1.000 menjadi Rp 22.000/dus, dan Rp 16.000 untuk setengah porsi.

Minumnya teh hangat atau yang sering dipesan pembeli, teh botol dan air mineral dalam kemasan botol. Tapi harga tersebut sebelum BBM naik, tepatnya April 2014 lalu.

Bang Tatang ditemani dua asistennya yang setia membantunya. Kadang mereka bertiga kewalahan melayani pembeli yang datang tak pernah surut. Bubur Ayam Bang Tatang buka tiap hari. Dalam sebulan sekali libur tiga hari untuk istirahat.

Di sekitar jalan ini, selain Bubur Ayam Bang Tatang, ada sejumlah pedagang Nasi Uduk Betawi. Kawasan ini memang dikenal sebagai sentra penjual Nasi Uduk. Di samping itu ada juga bermacam penjual makanan lain, termasuk Asinan Betawi yang buka tiap siang hingga sore, persis di dekat Lampu Merah.

Sebelum lampu merah dari arah Kebayoran Lama juga ada penjual Dongkal, kue tradisonal Betawi. Kue dari tepung beras berbentuk kerucut tumpeng dengan lapisan gula merah ini bisa dibeli langsung atau dipesan.

Sebelumnya, daerah Rawa Belong terkenal sebagai sentra penjualan bunga. Namun belakangan beragam kuliner terutama masakan Betawi turut hadir meramaikannya. Dan Bubur Ayam Bang Tatang boleh dibilang menjadi ikon kulinernya.

Buryam Bang Tatang sudah ada sejak tahun 1980-an dan sampai kini menjadi salah satu kuliner kaki lima yang lumayan tersohor, selain Buryam Barito di Jakarta Selatan. Yuk berwisata kuliner di Rawa Belong.

Naskah & Foto: adji kembara (kokirimba@yahoo.com)

Captions: 
1. Seporsi Bubur Ayam Bang Tatang.
2. Spanduk Buryam Bang Tatang di depan kedainya yang sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar