Menyantap kuliner sebenarnya bukan
asal menyantap. Kita bisa dilihat karakter makanannya dan sekaligus orang yang menyantapnya.
Contohnya menyantap Sop Sumsum ini, lantaran berisi satu tangkai lutut Sapi
berukuran besar, rasanya cocok banget menyantapnya ala kanibal.
Bertandang ke Tanah Rencong, Aceh, jangan cuma menyantap Mie dan Martabak Telur-nya atau Ayam Tangkap-nya. Coba juga Sop Sumsum Langsa berikut minuman
Timun Kerok… Hmmmmmm dijamin bakal memanjakan usus-usus Anda.
Sop Sumsum Langsa berisi satu tangkai lutut Sapi berukuran besar. Sumsumnya masih berada di dalam tangkai tulangnya. Untuk menikmatinya dengan menggunakan sedotan plastik.
Meski namanya sumsum tapi masih banyak daging yang menempel
di bagian bawah tangkai tulangnya. Untuk menikmatinya, bisa menggunakan pisau
kecil yang disediakan pelayan. Bisa juga digigit langsung. Cara terakhir
sensasinya beda…lebih kanibal hehe. Di dalam kuahnya juga ada beberapa potongan
daging empuk yang begitu menggoda untuk segera disantap.
Kuah Sop Sumsum Langsa ini bertambah nikmat bila dicampur
dengan sambal ijo dan tentu saja irisan jeruk nipis. Teman santapnya selain
seporsi nasi putih, juga ada perkedel kentang dan sebungkus emping. Hmmmmmm.. bayangkan, semua itu perpaduan yang sulit ditolak sekalipun asam urat dan
kolestrol mulai menyergap.
Buat penetralisir, tentu ada minuman yang cocok. Apalagi kalau bukan Timun Kerok yang berisi timun yang dikerok lalu diberi sirup putih khas Aceh ditambah air dan es. Rasanya segar… bikin ademmmm…
Buat penetralisir, tentu ada minuman yang cocok. Apalagi kalau bukan Timun Kerok yang berisi timun yang dikerok lalu diberi sirup putih khas Aceh ditambah air dan es. Rasanya segar… bikin ademmmm…
Untuk menikmati dua kuliner tersebut, kunjungi saja Rumah
Makan Sop Sumsum Langsa di Jalan Pangeran Nyak Makam No 53, Lampinueng, Banda
Aceh. Semangkung Sop Sumsum Langsa cuma Rp 40.000. Sedangkan segelas minuman
Timun Kerok Rp 10.000.
Rumah makan milik H Lukmanul Hakim asli orang Aceh ini buka
dari pukul 10 pagi sampai pukul 11 malam setiap hari. Cabangnya ada di Jalan
Setiabudi, Kota Medan, Sumut.
Sejumlah artis pernah singgah di rumah makan ini, antara lain rombongan band Dwiki Darmawan dengan Ita Purnamasari.
Sewaktu kokirimba bertandang ke rumah makan ini, ditemani
rekan dari TV swasta Nasional. Sebut saja Alan yang memiliki karakter wajah yang kuat,
dengan tulang-tulang pipi yang keras.
Sewaktu melihat dia menyantap seporsi Sop Sumsum ini dengan mimik
standar, entah kokirimba merasa biasa saja, tak keluar karakternya. Akhirnya
kokirimba menyuruhnya melahap sop sumsum itu ber-acting seperti orang purba
yang tengah menyantap daging manusia atau kanibal. Pertama Alan merasa sungkan.
Tapi setelah dikasih tahu, dia mau mencobanya berkali-kali. Hasilnya seperti
terlihat di gambar ini. “Ah bang Adji, bisa aja. Saya jadi kanibal banget,”
ujarnya dengan mimik senang campur tak percaya.
Itulah yang kokirimba maksud, menyantap makanan harus sesuai
karakter makanan itu, termasuk menyesuaikan diri dengan budaya masyarakat
setempat biar lebih menyatu.
Kalau misalnya masyarakat setempat menyantapnya dengan tangan, ya ikuti saja. Sekali-sekali tidak masalah. Atau menyantapnya dengan wadah tempurung dan lainnya, sok dicoba juga agar lebih terasa atmosfirnya.
Kalau misalnya masyarakat setempat menyantapnya dengan tangan, ya ikuti saja. Sekali-sekali tidak masalah. Atau menyantapnya dengan wadah tempurung dan lainnya, sok dicoba juga agar lebih terasa atmosfirnya.
Naskah & Foto: adji kembara (kokirimba@yahoo.com)
Captions:
1. Menyantan sop sumsum langsa ala kanibal
2. Seporsi sop sumsum langsa
3. Timun Kerok pendamping yang cocok usai melahap sop sumsum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar